Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gaya Antar Molekul dan Ikatan Hidrogen

Halo adik-adik. Pada tulisan kali ini, 5NChemistry akan menjelaskan kepada kalian tentang Gaya antar molekul dan Ikatan Hidrogen. Setelah membaca, kalian diharapkan dapat memahami apa itu gaya antar molekul, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta apa itu ikatan hidrogen dan senyawa-senyawa yang bagaimana yang memiliki ikatan hidrogen. Jadi, langsung saja disimak ya.

1.  Gaya Antar Molekul

        Dalam kimia, kita mengenal gaya ikatan antar-atom seperti ikatan ion dan ikatan kovalen. Selain ikatan antar-atom, ada juga gaya yang bekerja antar-molekul yang terjadi antar molekul-molekul kovalen. Gaya tarik antar-molekul ini berpengaruh terhadap wujud zat dimana gaya ini akan bekerja efektif bila jarak antarmolekul sudah sangat dekat. Jika molekul-molekul gas dikompresi dan didinginkan, maka jarak antarmolekulnya menjadi lebih dekat sehingga molekul-molekul gas menjadi zat cair, dan jika dan jika semakin dekat lagi, maka gaya antarmolekulnya semakin kuat dan zat cair tersebut bisa menjadi zat padat. Namun, gaya ini sangat lemah jika dibandingkan dengan ikatan antar atom seperti ikatan ion dan ikatan kovalen. Gaya tarik antar-molekul ini dikenal gaya van der Waalskarena memang pertama sekali diteliti oleh Diderick van der Waals (1873). 


GAYA ANTAR MOLEKUL

Gayvan der Waals dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.

 Baca juga : Bentuk Molekul Senyawa

 a.  Gaya antardipol/dipol-dipol. terjadi antar sesama molekul polar, seperti antar molekul HCl. 

Gaya antar molekul
Gaya antar molekul dipol-dipol
b.  Gaya dipol terimbas terjadi antar molekul polar dengan molekul non-polar seperti H2O dan O2.  

        Hal inilah yang menjelaskan bagaimana ikan dapat bernafas di air. Molekul air yang memiliki dipol permanen mengimbas (menginduksi) molekul O2 yang tidak memiliki dipol. Akibatnya terjadi dipol sesaat pada O2. Pada saat terjadi dipol sesaat tersebutlah terjadi gaya tarik antara molekul polar (H2O) dengan molekul non-polar (O2).

c.  Gaya dispersi/gaya London/gaya dipol sesaat terjadi antar sesama molekul non- polar seperti Odan  H2. Bisa dikatakan gaya ini adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada molekul non-polar.

        Dipol sesaat terjadi akibat penyebaran elektron yang tidak merata (elektron bergerak sangat cepat). Posisi elektron bisa saja mengumpul (padat) disuatu tempat pada suatu saat yang mengakibatkan posisi itu menjadi dipol negatif dan posisi yang sepi elektron menjadi dipol positif. Namun, posisi ini juga bisa berubah dengan sangat cepat, tempat yang tadinya dipol negatif bisa saja berubah menjadi dipol positif 
dan sebaliknya.Kekuatan gaya van der Waals dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu ukuran molekul dan 
bentuk molekul (kerumitan).

a) Ukuran molekul
        Mari kita lihat molekul-molekul halogen mulai dari F2, Cl2, Br2, I2. Dari atas kebawah satu golongan jelas jari-jari bertambah, sehingga ukuran molekul I2 > Br2 > Cl2 > F2. Semakin besar ukuran molekul (Mr-nya semakin besar), maka akan semakin mudah mengalami dipol sesaat karena elektron-elektronnya jauh dari inti sehingga dapat bergerak lebih leluasa, akibatnya gaya van der Waals I2 lebih kuat dari molekul-molekul halogen lainnya. Hal ini dapat dilihat dari wujud, titik didih dan titik lebur halogen. Pada suhu kamar, F2 dan Cl2  berwujud gas, Br2 berwujud cair, dan I2 berwujud padat. Untuk titik didih dan titik lebur dapat dilihat pada tabel berikut.  

b) Bentuk molekul (kerumitan)
        Telah dibahas bahwa gaya antarmolekul bekerja lebih efektif pada jarak yang sangat dekat. Aartinya, senyawa-senyawa yang bentuknya sederhana (kompak) akan mempunyai gaya antarmolekul yang lebih kuat daripada yang bentuknya lebih rumit (kompleks). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

        Baik n-butana dan metilpopana, keduanya memiliki Mr yang sama (Mr = 58) karena keduanya adalah pasangan isomer struktur, namun titik lebur keduanya berbeda. Senyawa n-butana mempunyai titik lebur 134K, sedangkan metilpropana mempunyai titik lebur 114K. Perbedaan itu dapat dijelaskan dari susunan/bentuk kedua molekul. Pada n-butana terlihat molekul-molekul tertata dengan kompak, sehingga jarak antarmolekul menjadi sangat dekat, sedangkan pada metilpropana molekul-molekulnya lebih rumit (kompleks), akibatnya gaya Londonnya menjadi lemah, sehingga titik leburnya lebih rendah dari n-butana.

2. Ikatan Hidrogen
        Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara molekul-molekul yang sangat polar dan tentunya memiliki atom hidrogen. Ikatan hidrogen ini disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara atom H dari satu molekul dengan atom yang sangat elektronegatif dari molekul lainnya. Atom-atom yang memiliki elektronegativitas tinggi adalah F, O, dan N. Ikatan ini lebih kuat dari ikatan van der Waals sehingga butuh energi lebih besar untuk memutuskannya, sehingga zat yang memiliki ikatan hidrogen memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat tingg, seperti H2O, NH3, dan HF.
Awalnya, ikatan ini adalah hasil dari kajian terhadap titik didih beberapa molekul hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA pada sistem periodik.

Source : https://images.app.goo.gl/1WGVtvHeaUE6JEC6A
Mari kita perhatikan data titik didih molekul hidrida tiap golongan.

Golongan IVA.
        Seperti yang telah dijelaskan pada gaya van der Waals, titik didih dipengaruhi oleh massa molekul. Dari CH4 sampai SnH4 seiring dengan bertambahnya massa molekul, titik didihnya juga bertambah. Hal ini disebabkan tidak adanya ikatan hidogen dari keempat hidrida golongan IVA.

Golongan VA.
        Seiring dengan kenaikan massa molekul, harusnya titik NH3 adalah yang paling kecil titik didihnya, namun, ternyata titik NH3 lebih tinggi dari pada titik didih didih PH3 dan AsH3 yang punya massa molekul lebih besar. Hal ini menunjukkan ada penyimpangan titik didih hidrida golongan VA.

Golongan VIA
        Seiring dengan kenaikan massa moleku, harusnya H2O punya titik didih terendah. Ternyata titik didih H2O malah yang paling tinggi.

Golongan VIIA
        Seiring dengan kenaikan massa molekul, harusnya HF punya titik didih terendah. Faktanya HF punya titik didih paling tinggi.

        Nah, penyimpangan mulai terjadi di golongan VA, VIA, dan VIIA, masing-masing pada senyawa NH3, H2O dan HF. Tingginya titik didih ketiga senyawa ini disebabkan pada molekul-molekul terjadi ikatan hidrogen yang lebih kuat pengaruhnya daripada gaya van der Waals (gaya van der Waals ada pada senyawa kovalen polar dan non-polar). Hal ini tidak berlaku pada senyawa CH4 dimana tidak terjadi ikatan hidrogen pada molekulnya (elektronegativitas C cukup kecil dibanding F, O, N) sehingga titik didihnya lebih rendah dari senyawa hidrida segolongannya. Tingginya elektronegativitas F, O, N membuat atom-atom ini mampu mengikat atom hidrogen dari molekul lain. Namun perlu diingat bahwa ikatan hidrogen tidak hanya terjadi pada NH3, H2O dan HF saja, tetapi bisa terjadi pada setiap senyawa yang mempunyai ikatan N – H, O – H, dan F – H, seperti senyawa-senyawa alkohol (metanol, etanol, propanol) dan senyawa-senyawa asam karboksilat seperti asam asetat.
Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen

Demikian pembahasan tentang gaya antar molekul dan ikatan hidrogen. Semoga bermanfaat terutama buat kalian yang sedang mempelajari materi ini. Terima kasih.
Salam.  
5NChemistry

2 komentar untuk "Gaya Antar Molekul dan Ikatan Hidrogen"

  1. Sangat bermanfaat sekali kak!! Terimakasihh!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, silahkan di share ya blog ini. https://semawur.com/go4T1amlVYON

      Hapus

Yuk....Mari berkomentar dengan bijak.

Soal Pilihan Ganda Elektrolisis dilengkapi dengan Pembahasan
Soal Essai Elektrolisis Dilengkapi Dengan Pembahasan
Soal UTBK Kimia Struktur Atom Part-1
Cara Menghitung Ar Unsur berdasarkan Kelimpahan Isotop Di Alam
Soal Pembahasan Senyawa Hidrat Kimia Kelas 10