Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks) Kimia Kelas 10
Halo adik-adik. Di tulisan kali ini 5NChemistry akan memberikan penjelasan tentang reaksi redoks, mulai dari definisi, perkembangan konsep reaksi reduksi dan oksidasi, serta tentunya contoh reaksi disertai dengan penjelasannya yang akan membuat kalian memahami materi ini. Perlu diingat juga lho bahwa pengetahuan dasar tentang reaksi reduksi-oksidasi (redoks) ini akan sangat membantu kalian dalam memahami tata nama senyawa, maupun nanti di kelas 12 tentang sel Volta.
Apa
itu reaksi Redoks?
Reaksi reduksi-oksidasi atau yang biasa disingkat dengan redoks, adalah reaksi dimana reduksi dan oksidasi berlangsung secara bersamaan dalam suatu reaksi. Perkembangan konsep reduksi - oksidasi sempat mengalami beberapa kali perubahan. Hal itu tentu saja berhubungan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dimana ditemukannya banyak sekali jenis reaksi yang tentunya membutuhkan konsep yang universal dalam menentukan jenis suatu reaksi.
A. Konsep Pengikatan dan Pelepasan Elektron
Konsep
reaksi oksidasi dan reduksi pada awalnya dibatasi hanya pada reaksi yang
melibatkan pelepasan dan pengikatan oksigen saja.
Reaksi
oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen.
Contohnya:
C
(s) + O2 (g) → CO2 (g)
O2
(g) + 1/2 O2 (g) → 2H2O (l)
Reaksi
reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen.
Contohnya:
2Fe2O3
(s) → 4Fe (g) + 3O2 (g)
SiO2
(s) → Si (s) + O2 (g)
Seiring
perkembangan ilmu pengetahuan, diketahui bahwa konsep reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen dianggap sangat terbatas.
Karena ternyata, ditemukan juga banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang tidak
melibatkan oksigen.
B.
Konsep pelepasan dan pengikatan Elektron
Misalnya
kita punya suatu reaksi pembentukan zink klorida dari logam Zn dan gas klorin,
Zn
(s) + Cl2 (g) → ZnCl2 (aq)
Reaksi
diatas jelas tidak dapat dijelaskan dengan konsep pelepasan maupun penangkapan ksigen
karena memang pada reaksinya tidak melibatkan keberadan oksigen. Lalu bagaimana
cara kita menentukan reaksi mana yang tergolong oksidasi dan yang mana
tergolong reduksi? Muncullah konsep selanjutnya yaitu konsep reaksi oksidasi
dan reaksi reduksi yang dijelaskan dengan adanya transfer elektron, dimana pada
konsep ini:
Reaksi
oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, dan
Reaksi
reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.
Mari
kita liat lagi reaksi pembentukan zink klorida.
Zn
(s) + Cl2 (g) → ZnCl2 (aq)
Bagaimana
kita mengetahui reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi di atas?.
Ada
dua peristiwa yang terjadi, yaitu,
pertama
logam zink melepaskan elektronnya sehingga terjadi reaksi :
Zn
(s) → Zn2+ (aq) + 2e
….. (oksidasi)
sedangkan
gas klorin menangkap elektron untuk menghasilkan ion klorida :
Cl2
(g) + 2e → 2Cl- (aq) ….. (reduksi)
Seperti
yang kita ketahui bahwa reaksi yang melibatkan transfer elektron adalah reaksi
ion. Ion positif terbentuk ketika suatu atom melepaskan elektron dan ion
negatif terbentuk ketika suatu atom mengikat elektron. Konsep yang didasarkan
pada perpindahan elektron ini tepat untuk menjelaskan reaksi-reaksi pembentukan
senyawa ion.
C.
Konsep Kenaikan dan Penurunan Bilangan Oksidasi (BILOKS)
Selain
senyawa ion, tentunya kita juga mengenal senyawa kovalen. Berbeda dengan
senyawa ion, pembentukan senyawa kovalen tidak melibatkan perpidahan elektron,
namun terbentuk karena pemakaian bersama (sharing) pasangan elektron. Contohnya
:
N2
(g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
Reaksi
diatas tergolong reaksi redoks yang tidak mengikat atau melepas oksigen, dan
tidak dapat dijelaskan juga dengan konsep perpindahan elektron, sebab senyawa
NH3 terbentuk dari pemakaian bersama pasangan elektron dari gas
nitrogen dan gas hidrogen. Untuk itu, harus ada konsep baru dalam menjelaskan
reaksi seperti ini (reaksi redoks).
Konsep
yang paling tepat untuk menjelaskan reaksi redoks adalah dengan berdasarkan
konsep perubahan bilangan oksidasi (biloks).
Pada
konsep ini :
oksidasi
terjadi ketika ada kenaikan bilangan oksidasi
reduksi
terjadi ketika ada penurunan bilangan oksidasi
Misalnya
kita liat lagi reaksi
Zn
(s) + Cl2 (g) → ZnCl2 (aq)
Reaksi
1.
Zn
(s) → Zn2+ (aq) + 2e
Reaksi
ini tergolong reaksi oksidasi bukan hanya karena terjadi pelepasan elektron,
namun juga karena terjadi kenaikan bilangan oksidasi Zn dari 0 menjadi +2.
Reaksi
2.
Cl2
(g) + 2e → 2Cl- (aq)
Reaksi
ini tergolong reaksi reduksi bukan hanya karena terjadi penangkapan elektron,
namun juga karena terjadi penurunan bilangan oksidasi Cl dari 0 menjadi -1.
Konsep
bilangan oksidasi ini sampai sekarang merupakan konsep yang paling universal
dalam menentukan reaksi reduksi-oksidasi. Untuk memahami reaksi redoks dengan
konsep bilangan oksidasi, tentunya perlu memahami definisi dari bilangan
oksidasi itu sendiri serta cara atau aturan-aturan yang digunakan dalam
menentukan bilangan oksidasi suatu unsur.
Tonton
juga video Reaksi Redoks Kimia kelas 10
D.
REAKSI REDOKS DAN AUTOREDOKS
Perhatikan
kedua reaksi berikut.
1.
AgNO3 + KBr → AgBr + KNO3
+1+5-2 +1-1 +1-1 +1+5-2
Jika
kita amati perubahan bilangan oksidasi tiap unsur dari kiri ke kanan, tidak ada
terjadi perubahan kenaikan maupun penurunan bilangan oksidasi dari tiap unsur.
Hal ini membuktikan bahwa reaksi ini bukan merupakan reaksi redoks.
2.
Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu
0 +2+6-2
+2+6-2
0
Dari
nilai bilangan oksidasi masing-masing unsur, kita bisa lihat bahwa unsur Zn
mengalami kenaikan bilangan oksidasi (0 menjadi +2), dan unsur Cu (pada CuSO4)
mengalami perubahan bilangan oksidasi (+2 menjadi 0). Hal ini membuktikan bahwa
reaksi ini tergolong reaksi redoks. Pada reaksi terlihat bahwa antara reaksi
oksidasi dan reduksi terjadi dalam waktu yang bersamaan, Zn dioksidasi oleh
CuSO4 (oksidator) menjadi Zn2+ (hasil oksidasi) dan Zn
mereduksi Cu2+ menjadi Cu (hasil reduksi)
Sehingga
diperoleh :
Oksidator = CuSO4
Reduktor = Zn
Hasil
oksidasi = ZnSO4
Hasil reduksi = Cu
Dalam
suatu reaksi redoks, bisa saja zat yang bertidak sebagai oksidator maupun
reduktornya adalah zat yang sama, atau zat hasil oksidasi maupun hasil
reduksinya adalah zat yang sama. Perhatikan kembali kedua reaksi berikut.
1.
Cl2 + 2KOH →
KCl + KClO + H2O
0 +1-2+1 +1-1 +1+1-2 +1-2
Sehingga
diperoleh :
Oksidator = Cl2
Reduktor = Cl2
Hasil
oksidasi = S
Hasil
reduksi = S
Reaksi
redoks ini memiliki zat yang sama sebagai hasil oksidasi dan hasil reduksi,
yaitu unsur S. Reaksi seperti ini disebut dengan istilah disproporsionasi
(autoredoks).
2. 2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
+1-2
+4-2 0 +1-2
Sehingga
diperoleh :
Oksidator = SO2
Reduktor = H2S
Hasil
oksidasi = S
Hasil
reduksi = S
Reaksi
redoks ini memiliki zat yang sama sebagai hasil oksidasi dan hasil reduksi,
yaitu unsur S. Reaksi seperti ini disebut dengan istilah konproporsionasi.
Semoga
penjelasan singkat tentang konsep reaksi reduksi - oksidasi (redoks) ini dapat
bermanfaat terutama bagi adik-adik sekalian yang sedang mempelajari materi ini.
Terima
kasih.
Salam.
5NChemistry
Terima kasih atas penjelasannya, sangat bermanfaat
BalasHapuswah penjelasannya simple and mudah dimengerti, keren!
BalasHapusterima kasih buat penjelasannya! lengkap bgt dan mudah dimengerti
BalasHapusThank you buat penjelasannya pak! Lengkap banget dan mudah dimengerti
BalasHapusWalau penjelasannya gampang banget dimengerti, keren abiss dee !!!
BalasHapusMantap
BalasHapusSangat bermanfaat dan lengkap